Senin, 08 November 2010

Daur Hidup Proyek Konstruksi

Di dalam sebuah proyek konstruksi, diawali dari gagasan idea yang timbul dari si pemilik proyek. Sebelum di desain, proyek tersebut dipelajari terlebih dahulu yang dikenal dengan tahapan study planning. Pada proses ini dipelajari apakah proyek yang akan dibangun ini mempunyai kendala-kendala yang dapat merugikan proyek atau tidak. Setelah proses study planning dilakukan, dan hasil dari study planning tersebut tidak ada masalah yang berarti, maka proses selanjutnya adalah melakukan desain rancangan yang diberikan kepada arsitek/konsultan arsitek. Proses tender dilakukan seteah semua rancangan desain dan gambar-gambar serta spesifikasi maupun rencana anggaran biaya sudah selesai dikerjakan. pada proses tender mengundang beberapa kontraktor yang akan melaksanakan proses perwujudan gambar desain menjadi sebuah wujud bangunan yang sesuai dengan rencana. Penentuan pemenang tender sudah dilaksanakan, maka selanjutnya adalah memulai pelaksanaan konstruksi di lapangan. Bangunan sudah selesai dibangun, dan sudah bisa dihuni dan melakukan aktifitas di dalamnya. Proses proyek konstruksi tidak berhenti sampai di situ, tetapi ada proses yang dilakukan lagi, yaitu melakukan proses operasional, proses operasional di sini adalah bagaimana mengoperasikan dan merawat bangunan tersebut sehingga bisa digunakan oleh si pemakai. Semua standar-standar penggunaan diberikan kepada pemakai. Setelah sekian tahun bangunan tersebut berdiri, ada satu masa si pemilik bangunan menginginkan suatu perombakan karena sudah bosan dengan desain bangunannya ataupun merubah fungsi bangunan tersebut menjadi fungsi yang lain, untuk itu dilakukanlah evaluasi, sejauhmana bangunan tersebut untuk diredesign maupun direfungsi. Bilamana dirasa bangunan tersebut sudah tidak layak lagi digunakan, banyak faktor-faktor yang membahayakan si pengguna bangunan ataupun ada suatu keputusan bahwa bangunan tersebut akan diubah total, maka dilakukanlah proses demolisi, yaitu menghancurkan bangunan lama untuk membangun bangunan yang baru. Setelah proses demolisi dilakukan dimulai lagi dari awal proses proyek konstruksi.

Minggu, 30 Mei 2010

Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengolah sumber daya  proyek yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang berupa bangunan. Dalam proses proyek konstruksi melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Karakteristik proyek konstruksi dapat dilihat dalam tiga pandangan yaitu, unik, melibatkan sejumlah sumber daya dan membutuhkan organisasi. Proyek konstruksi bersifat unik karena tidak ada proyek yang persis sama, yang ada adalah proyek sejenis, bersifat sementara dan pekerja yang terlibat berbeda-beda. Membutuhkan sumber daya, di setiap proyek konstruksi pasti membutuhkan sumber daya dalam penyelesaiannya, yang terdiri dari pekerja, biaya, peralatan, material yang dibutuhkan serta metoda membangun yang digunakan. Membutuhkan organisasi dalam setiap proyek konstruksi untuk mengelola semua sumber daya di atas untuk menyatukan visi menjadi satu tujuan, maka dibutuhkan suatu pengorganisasian yang dilakukan oleh manajer proyek.
Di dalam mencapai tujuan proses proyek konstruksi ada batasan-batasan yang harus dipegang sebagai parameter, yaitu berapa besarnya biaya yang dianggarkan, jadwal waktu penyelesaian yang sudah ditetapkan dan mutu proyek yang harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan.
Ketiga batasan ini harus diselesaikan secara simultan, sehingga dilihat dari karakteristik tersebut, menyebabkan industri jasa konstruksi berbeda dengan industri manufaktur.
Perbedaan antara industri manufaktur dengan industri konstruksi digambarkan dengan ilustri di bawah ini.


Pada industri manufaktur, obyek yang dikerjakan bergerak menuju pekerjanya sesuai dengan urutan pekerjaannya. Pekerja hanya diam di tempat saja, sesuai dengan keahliannya. Sedangkan pada industri konstruksi obyek yang dikerjakan diam di tempat, yang bergerak adalah para pekerjanya yang datang ke obyek yang dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaannya.
Jenis-jenis proyek konstruksi ada dua macam, yaitu:
1. Proyek konstruksi non gedung
    Biasanya pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan mempunyai bentuk pondasi    yang  berbeda satu dengan yang lainnya dalam suatu proyek. Proyek konstruksi yang dilaksanakan berfungsi untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia dan dibutuhkan suatu manajemen dalam memecahkan masalah yang timbul ketika proyek berlangsung.
Contohnya; proyek pengendalian banjir, lumpur, proyek jalan tol, jembatan, waduk, proyek irigasi terpadu dan lain-lain.
2. Proyek konsruksi gedung
    Biasanya untuk proyek konstruksi gedung dilaksanakan pada lokasi yang terbatas dan kondisi pondasi sudah diketahui, menghasilkan tempat untuk orang bekerja atau tinggal dan dibutuhkan manajemen terutama untuk pengorganisasian pekerjaan.
Contohnya;  proyek pembangunan sekolah, rumah tinggal, museum, pabrik, bandara dan lain-lain.



Senin, 24 Mei 2010

Peran arsitek di dunia industri konstruksi

sedang pendalaman materi